MANUSIA
DAN PENDERITAAN
Nama : Nesya Meidhiana Krisdiyanti
NPM : 37414899
Kelas : 1ID06
Jurusan : Teknik
Industri
Fakultas : Teknologi
Industri
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
2014/2015
DAFTAR ISI
a.
Pengertian
Penderitaan…………………………………………………….……….2
b.
Siksaan..………….………………………………………………………….……......2
c.
Kekalutan
Mental……………………….…………………………………………...3
d.
Penderitaan
dan Perjuangan….…………………………………………………….4
e.
Penderitaan,
Media Massa, dan Seniman…….……………………………….……5
f.
Penderitaan
dan Sebab-Sebabnya…………………………………………………..5
g.
Pengaruh
Penderitaan……………………………………………………………….5
h.
Pengalaman
Pribadi………………………………………………………….............7
i.
Daftar
Pustaka……………………………………………………………………….9
MANUSIA
DAN PENDERITAAN
A.
PENGERTIAN
PENDERITAAN
Penderitaan
berasal dari kata derita yang artinya menanggung atau menahan. Penderitaan
berarti menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan
dapat lahir atau batin atau lahir batin. Ada yang berat ada juga yang ringan.
Suatu penderitaan dapat pula menjadi energi untuk bangkit bagi seseorang atau
merupakan awal untuk mencapai kebahagiaan.
Penderitaan
akan dialami semua orang, itu sudah merupakan risiko hidup. Tuhan memberikan
kenikmatan dan kebahagiaan kepada umatnya yang terkadang juga memberikan
penderitaan atau kesedihan yang sebenarnya bermakna agar manusia tidak
berpaling dari-Nya.
Bagi
manusia yang tebal imannya musibah yang dialaminya akan cepat menyadarkan agar
segera bertobat padan-Nya dan bersikap pasrah atas nasib yang Tuhan tentukan.
Kepasrahan ada karena yakin bahwa kekuasaan Tuhan lebih besar dari segalanya.
Dalam
surat Al-insyiqoq dikatakan bahwa manusia ialah makhluk yang hidupnya penuh
perjuangan. Manusia harus bekerja keras untuk melangsungkan hidupnya. Manusia harus menaklukan alam sekitarnya,
menghadapi masyarakat disekelilingnya, serta tidak lupa untuk selalu bertaqwa
kepada Tuhan. Jika salah satu dari itu dilalaikannya. Maka menderitalah manusia
itu.
B. SIKSAAN
Siksaan
dapat dibedakan menjadi siksaan jasmani (badan) atau siksaan rokhani (jiwa).
Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbulah penderitaan.
Didalam
kitab suci telah diterangkan jenis dan ancaman yang dialami manusia diakhirat
nanti, yaitu siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki, fitnah, dsb.
Dengan siksaan-siksaan itu Allah tidak menganiaya mereka, melainkan merekalah
yang menganiaya diri mereka sendiri karena dosa-dosanya.
Siksaan
yang sifatnya psikis:
a. Kebimbangan,
dialami oleh seseorang bila pada suatu saat ia tidak dapat menentukan pilihan
mana yang akan diambilnya. Akibat dari kebimbangan, seseorang dalam keadaan
yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa.
b. Kesepian,
dialami oleh seseorang yang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau
jiwanya walaupun ia dalam lingkungan yang ramai. Kesepian juga merupakan
siksaan yang dapat dialami oleh seseorang.
c. Ketakutan,
dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu
dibesar-besarkan, maka disebut phobia.
Umumnya, orang memiliki satu atau dua macam phobia ringan. Seperti takut
pada serangga atau hewan berbisa. Banyak sebab yang menjadikan orang merasa
ketakutan, antara lain:
1. Claustrophobia
atau Agoraphobia
Claustrophobia adalah rasa takut
terhadap ruangan tertutup, sedangkan agoraphobia disebabkan seseorang berada
ditempat terbuka.
2. Gamang
Merupakan ketakutan seseorang ketika
berada ditempat yang tinggi.
3. Kegelapan
Merupakan suatu ketakutan apabila
seseorang berada ditempat yang gelap sebab dalam pikirannya kegelapan demikian
akan muncul hal yang ditakuti.
4. Kesakitan
Merupakan ketakutan akan rasa takut yang
akan dialami. Hal itu disebabkan karena dalam pikirannya semuanya akan
menimbulkan kesakitan.
5. Kegagalan
Merupakan ketakutan seseorang karena merasa bahwa
apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan. Trauma yang ada dalam diri
seseorang akan menjadikan dirinya ketakutan bila sampai terulang lagi.
Kebanyakan
phobia disebabkan karena schock emosional atau suatu tekanan pada waktu
tertentu. Umumnya, ada dua aliran yang menyebabkan phobia. Ahli ilmu jiwa
cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema
psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi,dan ditaklukan.
Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku berpendapat bahwa phobia adalah
problemanya dan tak perlu menemukan seba-sebabnya supaya mendapatkan perawatan
dan pengobatan.
C. KEKALUTAN MENTAL
Penderita
batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara sederhana,
kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang
menghadapi persoalan yang harus ditasi sehingga yang bersangkutan bertingkah
kurang wajar.
Gejala-gejala
pemula yang mengalami kekalutan mental:
a. Nampak
pada jasmani. Sering merasakan pusing, demam, dsb.
b. Nampak
pada kejiwaan dengan rasa cemas, ketakutan, cemburu, dsb.
Tahap-tahap
gangguan kejiwaan:
a. Nampak
dalam gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani.
b. Usaha
mempertahankan diri secara negative. Sehingga cara bertahan dirinya salah.
c. Kekalutan
merupakan titik patah dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab
timbulnya kekalutan mental, antara lain:
a. Kepribadian
yang lemah
b. Terjadinya
konflik sosial budaya
c. Cara
pematangan batin
Proses-proses
kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah:
a. Positif:
trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap
berjuang dalam hidup, dan melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan
dalam kehidupan.
b. Negatif:
trauma yang dialami diperlarutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami
frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.
Bentuk frustasi antara lain:
1. Agresi,
merupakan kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali dan
secara fisik berakibat mudah terjadinya tekanan darah tinggi atau tindakan
sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
2. Regresi,
adalah kembali pada pola primitive atau kekanak-kanakan.
3. Fiksasi,
peletakan atau pembatasan pada suatu pola yang sama. Contohnya dengan membisu,
memukul-mukul dada sendiri, membentur-benturkan kepala ke tembok, dsb.
4. Proyeksi,
usaha melemparkan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negative pada orang
lain.
5. Identifikasi,
menyamakan diri dengan orang yang sukses dalam imajinasinya.
6. Narsisme,
self love yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih
superior daripada yang lain.
7. Autisme,
gejala menutup diri secara total dari dunia riil.
Penderita
kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan:
1. Kota-kota
besar yang memberikan tantangan hidup yang berat, sehingga seseorang seperti
dikejar-kejar dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Anak-anak
muda usia yang tidak berhasil mencapai apa yang diinginkan karena tidak
seimbang dengan kemampuan dan tujuannya.
3. Wanita
lebih mudah merasakan suatu masalah kedalam hatinya namun susah untuk
mengeluarkan perasaan tersebut. Serta kondisi tubuh yang lebih lemah daripada
lelaki.
4. Orang-orang
tidak beragama tidak memiliki keyakinan, bahwa diatas dirinya ada kekuasaan
yang lebih besar.
5. Orang
yang terlalu mengejar materi memiliki sifat ngoyo dalam meemperoleh tujuan
kegiatannya.
D. PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
Setiap
manusia pasti mengalami penderitaan, karena penderitaan bersifat kodrati yaitu
sudah menjadi konsekwensi manusia hidup manusia hidup bukan hanya untuk
bahagia, melainkan juga menderita. Namun itu tergantung bagaimana manusia
mengurangi rasa penderitaannya. Manusia adalah makhluk berbudaya yang dengan
kreatifitasnya mereka dapat saja mengurangi penderitaannya. Manusia harus
optimis, harus berusaha mengatasi kesulitan hidup karena selain memiliki
masalah yang besar manusia memiliki Tuhan yang lebih besar dari segalanya.
Tetapi Tuhan tidak merubah nasib seseorang kecuali orang itu yang mengubahnya
sendiri.
E. PENDERITAAN, MEDIA MASSA, DAN
SENIMAN
Dunia
modern sekarang ini memungkinkan terjadinya penderitaan menjadi lebih besar.
Kemajuan teknologi menyejahterakan manusia dan sebagian membuat manusia
menderita. Beberapa sebab lainnya yang menimbulkan penderitaan diantaranya
kecelakaan, bencana alam, bencana perang, dan lain-lain.
Berita
mengenai penderitaan silih berganti mengisi media masa. Itu ditujukan agar
orang-orang yang melihat, membaca, ataupun mendengar dapat tergugah hatinya
untuk membuat sesuatu. Dan tidak sedikit juga sukarelawan yang memberikan
bantuan berupa material ataupun tenaga untuk membantu meringankan para korban
penderitaan.
Media
massa merupakan alat yang tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa
penderitaan manusia kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera
menentukan sikap antar sesame manusia. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi
yang dilakukan para seniman melalui karya seni. Sehingga penontonnya dapay
menghayati penderitaan serta keindahan karya seni.
F. PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
Berdasarkan
sebab-sebab timbulnya penderitaan, penderitaan manusia dapat diperinci sebagai
berikut:
a. Penderitaan
yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Dapat terjadi dalam hubungan manusia
dengan sesamanya ataupun manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang
disebut nasib buruk. Perbedaan nasib buruk dengan takdir itu takdir Tuhan yang
menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia yang menyebabkan.
b. Penderitaan
yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Penderitaan manusia dapat terjadi akibat
penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme
merupakan usaha manusia dalam mengatasi penderitaan ini.
G. PENGARUH PENDERITAAN
Orang
yang mengalami penderitaan akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan menimbulkan
sikap yang positif ataupun negatif dalam dirinya. Sikap negatif misalnya
penyesalan, kekecewaan, putus asa, dan lain-lain. Kelanjutan dari sikap negatif
ini dapat timbul sikap anti. Anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya
gairah hidup.
Sikap
positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup. Bahwa penderitaan
hanyalah bagian dari kehidupan. Hidup bukanlah rangkaian penderitaan, melainkan
perjuangan membebaskan diri dari penderitaan. Sikap positif biasanya kreatif,
tidak mudah menyerah, dan sebagainya.
Apabila
sikap positif dan negatif dikomunikasikan oleh para seniman, maka para pembaca
atau penonton akan memberikan penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa kemauan
untuk melakukan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan
perbaikan keadaan.
PENGALAMAN
PRIBADI
Nama saya Nesya
Meidhiana Krisdiyanti. Tempat tinggal saya ada di Purwokerto. Walaupun saya
tidak lahir di Purwokerto, tetapi saya dibesarkan di kota itu. Saya menempuh
pendidikan di kota Purwokerto dari TK hingga SMA. Saya belajar di taman
kanak-kanak Al-irsyad Purwokerto. Kemudian saya melanjutkan ke sekolah dasar,
juga SD IT Al-Irsyad 01 Purwokerto. Sewaktu saya duduk di bangku kelas 6 SD,
saya ingin sekali melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di SMPN 8
Purwokerto, karena SMP itu terkenal favorit di kota saya, jadi menurut saya
akan bangga sekali saya jika bisa masuk SMP yang paling baik di kota saya waktu
itu. Dengan segala usaha dan doa, saya bisa masuk ke SMPN 8 Purwokerto dengan
mudahnya. Saya sangat bersyukur atas hal itu. Dari awal saya masuk SMP itu, saya
juga sudah memikirkan akan lanjut sekolah dimana jika nanti saya lulus. Saya
memilih SMA Negeri 5 Purwokerto sebagai tujuan saya karena beberapa alas an.
Dan saya memang masuk SMA itu sudah niat saya dari awal masuk SMP.
Alhamdulillah, saya bisa masuk SMA yang saya inginkan. Walaupun saya sempat
pesimis untuk bisa masuk sekolah itu. Ketika saya sudah duduk di bangku kelas 3
SMA yang tidak lama akan mengikuti ujian nasional. Saya pun seperti biasa sudah
memikirkan akan melanjutkan pendidikan kemana. Waktu itu saya ingin sekali bisa
masuk Universitas Negeri Surakarta. Tetapi orang tua saya tidak mendukung.
Alasannya karena jauh dari tempat tinggal saya. Jadi saya memilih Unsoed,
perguruan tinggi yang cukup terkenal di kota saya. Orang tua saya bilang saya
harus masuk perguruan tinggi negeri. Memang niat saya pun melanjutkan
pendidikan di universitas negeri. Tidak terpikirkan sama sekali saya akan
melanjutkan pendidikan di universitas swasta waktu itu. Pertama, jalur snmptn
saya memilih jurusan teknik sipil Unsoed di nomer dua. Di nomer satu saya
memilih Unnes jurusan pendidikan kimia. Saya berharap sekali bisa diterima
disalah satu universitas tersebut. Sampai waktu pengumuman, saya memang pesimis
akan diterima di universitas tersebut. Dan benar saja, saya tidak diterima di
kedua universitas tersebut. Sedih rasanya. Saya juga mencoba berbagai jalur.
Jalur pmdk saya hampir mendaftar ke semua ptn, tetapi saya tidak diterima
disemua ptn itu. Saya mulai pesimis. Pesimis sekali. Saya sedih sekaligus
senang melihat teman-teman saya diterima di universitas negeri. Akhirnya saya
mencoba jalur umbpt. Itu jalur terakhir yang saya tempuh untuk mendapatkan
universitas negeri. Saya sangat berharap lebih di jalur umbpt. Saya mengikuti
tes umbpt, dan beberapa hari sesudahnya aka nada pengumuman. Rasa campur aduk
saya ketika akan melihat pengumuman. Dari rasa takut, rasa harap, pesimis,
optimis, bercampur jadi satu. Kemudian pelan-pelan saya mencoba membuka
pengumuman, di pengumuman itu tertera nama saya dan tulisan yang menyatakan
saya tidak diterima (lagi) pada perguruan tinggi negeri tersebut. Seeeeedih
sekali rasanya. Ingin marah, sakit hati karena sudah berkali-kali saya
mendaftar perguruan tinggi negeri tapi tidak satupun saya diterima. Saya
menangis. Saat itu saya bilang ke orang tua saya bahwa saya tidak akan kuliah.
Orang tua saya mengatakan bahwa itu sudah jalan saya, sudah takdir Tuhan untuk
saya, jadi saya tidak boleh sedih berlarut-larut. Tidak baik. Kemudian saya
juga berpikir, jalan ini sudah diberikan Tuhan untuk saya, mungkin ini jalan
yang terbaik untuk saya, intinya saya harus berpikir positif atas apa yang
sudah Tuhan berikan untuk saya. Akhirnya saya mencoba mendaftar ke universitas
swasta yang menurut saya tidak kalah oleh universitas negeri. Saya mendaftar
Universitas Gunadarma mengambil jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi
Industri. Alhamdulillah saya diterima di Universitas Gunadarma. Sekarang saya
kuliah di universitas ini. Sebenarnya saya susah untuk jauh dari orang tua.
Terkadang saya berpikir begitu menderitanya saya jauh dari orang tua. Tetapi
ini sudah pilihan hidup saya. Mau tidak mau saya harus jalani. Saya belajar
mandiri disini. Semua saya lakukan sendiri. Ingin sekali rasanya bisa dekat
orang tua.
Hal lain yang menyebabkan saya merasa menderita itu
karena phobia saya pada cicak dan kodok. Saya merasa takut jika menemukan hewan
tersebut secara sengaja ataupun tidak sengaja. Menurut saya itu mereka sangat
menjijikan. Hingga saya tidak tahu harus bagaimana jika melihat hewan itu.
Saya
juga phobia terhadap ketinggian. Ketika saya berada di ketinggian dan melihat
ke bawah, yang saya rasakan itu sangat pusing. Hingga ingin sekali rasanya
badan saya jatuh ke bawah. Saya sangat tidak suka terhadap ketinggian.
Selain
itu saya juga tidak suka kegelapan. Saya merasa takut akan kegelapan. Ketika
saya berada dalam kegelapan, muncul pikiran-pikiran yang menakutkan. Dan
disitulah saya merasa menderita.
Pernah
suatu waktu saya sedang berada dirumah sendiri, tak ada satupun orang dirumah
dan itu malam hari. Saya sedang menonton tv dirumah. Tiba-tiba saja listrik
rumah mati dan semua lampu mati. Saya benar-benar takut, tidak tau harus
bagaimana. Ingin rasanya berteriak tapi tak bisa. Tetapi ya mau tidak mau saya
berteriak kencang hingga tetangga-tetangga saya ke rumah saya dan bertanya
kenapa saya berteriak-teriak. Saya hanya jawab, saya takut gelap, saya bingung
harus bagaimana.
Itulah
beberapa sebab penderitaan saya mulai dari kegelapan, ketinggian, phobia saya
terhadap hewan cicak dan katak serta tidak diterima di ptn walupun sudah
berkali-kali mencoba berbagai jalur. Tetapi penderitaan itu sebenarnya bisa
diatasi. Yang mengatasi ya diri sendiri. Dan percaya saja, penderitaan hanyalah
sebuah bagian dari kehidupan manusia.
DAFTAR
PUSTAKA
Nugroho, Widyo, Muchji, Achmad. 1994. Seri Diktat
Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Universitas Gunadarma
No comments:
Post a Comment