Sunday, 12 October 2014

Manusia dan Penderitaan

MANUSIA DAN PENDERITAAN





Nama               :           Nesya Meidhiana Krisdiyanti

NPM               :           37414899

Kelas               :           1ID06

Jurusan            :           Teknik Industri

Fakultas           :           Teknologi Industri









UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
2014/2015

DAFTAR ISI
a.      Pengertian Penderitaan…………………………………………………….……….2  
b.      Siksaan..………….………………………………………………………….……......2
c.       Kekalutan Mental……………………….…………………………………………...3
d.      Penderitaan dan Perjuangan….…………………………………………………….4
e.       Penderitaan, Media Massa, dan Seniman…….……………………………….……5
f.       Penderitaan dan Sebab-Sebabnya…………………………………………………..5
g.      Pengaruh Penderitaan……………………………………………………………….5
h.      Pengalaman Pribadi………………………………………………………….............7
i.        Daftar Pustaka……………………………………………………………………….9















MANUSIA DAN PENDERITAAN
A.   PENGERTIAN PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari kata derita yang artinya menanggung atau menahan. Penderitaan berarti menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat lahir atau batin atau lahir batin. Ada yang berat ada juga yang ringan. Suatu penderitaan dapat pula menjadi energi untuk bangkit bagi seseorang atau merupakan awal untuk mencapai kebahagiaan.
Penderitaan akan dialami semua orang, itu sudah merupakan risiko hidup. Tuhan memberikan kenikmatan dan kebahagiaan kepada umatnya yang terkadang juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang sebenarnya bermakna agar manusia tidak berpaling dari-Nya.
Bagi manusia yang tebal imannya musibah yang dialaminya akan cepat menyadarkan agar segera bertobat padan-Nya dan bersikap pasrah atas nasib yang Tuhan tentukan. Kepasrahan ada karena yakin bahwa kekuasaan Tuhan lebih besar dari segalanya.
Dalam surat Al-insyiqoq dikatakan bahwa manusia ialah makhluk yang hidupnya penuh perjuangan. Manusia harus bekerja keras untuk melangsungkan hidupnya.  Manusia harus menaklukan alam sekitarnya, menghadapi masyarakat disekelilingnya, serta tidak lupa untuk selalu bertaqwa kepada Tuhan. Jika salah satu dari itu dilalaikannya. Maka menderitalah manusia itu.

                                                       
B.   SIKSAAN
Siksaan dapat dibedakan menjadi siksaan jasmani (badan) atau siksaan rokhani (jiwa). Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbulah penderitaan.
Didalam kitab suci telah diterangkan jenis dan ancaman yang dialami manusia diakhirat nanti, yaitu siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki, fitnah, dsb. Dengan siksaan-siksaan itu Allah tidak menganiaya mereka, melainkan merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri karena dosa-dosanya.
Siksaan yang sifatnya psikis:
a.       Kebimbangan, dialami oleh seseorang bila pada suatu saat ia tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambilnya. Akibat dari kebimbangan, seseorang dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa.
b.      Kesepian, dialami oleh seseorang yang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan yang ramai. Kesepian juga merupakan siksaan yang dapat dialami oleh seseorang.
c.       Ketakutan, dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan, maka disebut phobia.  Umumnya, orang memiliki satu atau dua macam phobia ringan. Seperti takut pada serangga atau hewan berbisa. Banyak sebab yang menjadikan orang merasa ketakutan, antara lain:
1.      Claustrophobia atau Agoraphobia
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup, sedangkan agoraphobia disebabkan seseorang berada ditempat terbuka.
2.      Gamang
Merupakan ketakutan seseorang ketika berada ditempat yang tinggi.
3.      Kegelapan
Merupakan suatu ketakutan apabila seseorang berada ditempat yang gelap sebab dalam pikirannya kegelapan demikian akan muncul hal yang ditakuti.
4.      Kesakitan
Merupakan ketakutan akan rasa takut yang akan dialami. Hal itu disebabkan karena dalam pikirannya semuanya akan menimbulkan kesakitan.
5.      Kegagalan
Merupakan ketakutan seseorang karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan. Trauma yang ada dalam diri seseorang akan menjadikan dirinya ketakutan bila sampai terulang lagi.
Kebanyakan phobia disebabkan karena schock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu. Umumnya, ada dua aliran yang menyebabkan phobia. Ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi,dan ditaklukan. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku berpendapat bahwa phobia adalah problemanya dan tak perlu menemukan seba-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan.
C.   KEKALUTAN MENTAL
Penderita batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara sederhana, kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus ditasi sehingga yang bersangkutan bertingkah kurang wajar.
Gejala-gejala pemula yang mengalami kekalutan mental:
a.       Nampak pada jasmani. Sering merasakan pusing, demam, dsb.
b.      Nampak pada kejiwaan dengan rasa cemas, ketakutan, cemburu, dsb.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan:
a.       Nampak dalam gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani.
b.      Usaha mempertahankan diri secara negative. Sehingga cara bertahan dirinya salah.
c.       Kekalutan merupakan titik patah dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, antara lain:
a.       Kepribadian yang lemah
b.      Terjadinya konflik sosial budaya
c.       Cara pematangan batin
Proses-proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah:
a.       Positif: trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap berjuang dalam hidup, dan melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
b.      Negatif: trauma yang dialami diperlarutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.
Bentuk frustasi antara lain:
1.      Agresi, merupakan kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadinya tekanan darah tinggi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
2.      Regresi, adalah kembali pada pola primitive atau kekanak-kanakan.
3.      Fiksasi, peletakan atau pembatasan pada suatu pola yang sama. Contohnya dengan membisu, memukul-mukul dada sendiri, membentur-benturkan kepala ke tembok, dsb.
4.      Proyeksi, usaha melemparkan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negative pada orang lain.
5.      Identifikasi, menyamakan diri dengan orang yang sukses dalam imajinasinya.
6.      Narsisme, self love yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior daripada yang lain.
7.      Autisme, gejala menutup diri secara total dari dunia riil.
Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan:
1.      Kota-kota besar yang memberikan tantangan hidup yang berat, sehingga seseorang seperti dikejar-kejar dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
2.      Anak-anak muda usia yang tidak berhasil mencapai apa yang diinginkan karena tidak seimbang dengan kemampuan dan tujuannya.
3.      Wanita lebih mudah merasakan suatu masalah kedalam hatinya namun susah untuk mengeluarkan perasaan tersebut. Serta kondisi tubuh yang lebih lemah daripada lelaki.
4.      Orang-orang tidak beragama tidak memiliki keyakinan, bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang lebih besar.
5.      Orang yang terlalu mengejar materi memiliki sifat ngoyo dalam meemperoleh tujuan kegiatannya.

D.    PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, karena penderitaan bersifat kodrati yaitu sudah menjadi konsekwensi manusia hidup manusia hidup bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Namun itu tergantung bagaimana manusia mengurangi rasa penderitaannya. Manusia adalah makhluk berbudaya yang dengan kreatifitasnya mereka dapat saja mengurangi penderitaannya. Manusia harus optimis, harus berusaha mengatasi kesulitan hidup karena selain memiliki masalah yang besar manusia memiliki Tuhan yang lebih besar dari segalanya. Tetapi Tuhan tidak merubah nasib seseorang kecuali orang itu yang mengubahnya sendiri.

E.   PENDERITAAN, MEDIA MASSA, DAN SENIMAN
Dunia modern sekarang ini memungkinkan terjadinya penderitaan menjadi lebih besar. Kemajuan teknologi menyejahterakan manusia dan sebagian membuat manusia menderita. Beberapa sebab lainnya yang menimbulkan penderitaan diantaranya kecelakaan, bencana alam, bencana perang, dan lain-lain.
Berita mengenai penderitaan silih berganti mengisi media masa. Itu ditujukan agar orang-orang yang melihat, membaca, ataupun mendengar dapat tergugah hatinya untuk membuat sesuatu. Dan tidak sedikit juga sukarelawan yang memberikan bantuan berupa material ataupun tenaga untuk membantu meringankan para korban penderitaan.
Media massa merupakan alat yang tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menentukan sikap antar sesame manusia. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni. Sehingga penontonnya dapay menghayati penderitaan serta keindahan karya seni.

F.    PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut:
a.       Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Dapat terjadi dalam hubungan manusia dengan sesamanya ataupun manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Perbedaan nasib buruk dengan takdir itu takdir Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia yang menyebabkan.
b.      Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Penderitaan manusia dapat terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme merupakan usaha manusia dalam mengatasi penderitaan ini.

G.  PENGARUH PENDERITAAN
Orang yang mengalami penderitaan akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan menimbulkan sikap yang positif ataupun negatif dalam dirinya. Sikap negatif misalnya penyesalan, kekecewaan, putus asa, dan lain-lain. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti. Anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup. Bahwa penderitaan hanyalah bagian dari kehidupan. Hidup bukanlah rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, dan sebagainya.
Apabila sikap positif dan negatif dikomunikasikan oleh para seniman, maka para pembaca atau penonton akan memberikan penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk melakukan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan.


































PENGALAMAN PRIBADI
            Nama saya Nesya Meidhiana Krisdiyanti. Tempat tinggal saya ada di Purwokerto. Walaupun saya tidak lahir di Purwokerto, tetapi saya dibesarkan di kota itu. Saya menempuh pendidikan di kota Purwokerto dari TK hingga SMA. Saya belajar di taman kanak-kanak Al-irsyad Purwokerto. Kemudian saya melanjutkan ke sekolah dasar, juga SD IT Al-Irsyad 01 Purwokerto. Sewaktu saya duduk di bangku kelas 6 SD, saya ingin sekali melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di SMPN 8 Purwokerto, karena SMP itu terkenal favorit di kota saya, jadi menurut saya akan bangga sekali saya jika bisa masuk SMP yang paling baik di kota saya waktu itu. Dengan segala usaha dan doa, saya bisa masuk ke SMPN 8 Purwokerto dengan mudahnya. Saya sangat bersyukur atas hal itu. Dari awal saya masuk SMP itu, saya juga sudah memikirkan akan lanjut sekolah dimana jika nanti saya lulus. Saya memilih SMA Negeri 5 Purwokerto sebagai tujuan saya karena beberapa alas an. Dan saya memang masuk SMA itu sudah niat saya dari awal masuk SMP. Alhamdulillah, saya bisa masuk SMA yang saya inginkan. Walaupun saya sempat pesimis untuk bisa masuk sekolah itu. Ketika saya sudah duduk di bangku kelas 3 SMA yang tidak lama akan mengikuti ujian nasional. Saya pun seperti biasa sudah memikirkan akan melanjutkan pendidikan kemana. Waktu itu saya ingin sekali bisa masuk Universitas Negeri Surakarta. Tetapi orang tua saya tidak mendukung. Alasannya karena jauh dari tempat tinggal saya. Jadi saya memilih Unsoed, perguruan tinggi yang cukup terkenal di kota saya. Orang tua saya bilang saya harus masuk perguruan tinggi negeri. Memang niat saya pun melanjutkan pendidikan di universitas negeri. Tidak terpikirkan sama sekali saya akan melanjutkan pendidikan di universitas swasta waktu itu. Pertama, jalur snmptn saya memilih jurusan teknik sipil Unsoed di nomer dua. Di nomer satu saya memilih Unnes jurusan pendidikan kimia. Saya berharap sekali bisa diterima disalah satu universitas tersebut. Sampai waktu pengumuman, saya memang pesimis akan diterima di universitas tersebut. Dan benar saja, saya tidak diterima di kedua universitas tersebut. Sedih rasanya. Saya juga mencoba berbagai jalur. Jalur pmdk saya hampir mendaftar ke semua ptn, tetapi saya tidak diterima disemua ptn itu. Saya mulai pesimis. Pesimis sekali. Saya sedih sekaligus senang melihat teman-teman saya diterima di universitas negeri. Akhirnya saya mencoba jalur umbpt. Itu jalur terakhir yang saya tempuh untuk mendapatkan universitas negeri. Saya sangat berharap lebih di jalur umbpt. Saya mengikuti tes umbpt, dan beberapa hari sesudahnya aka nada pengumuman. Rasa campur aduk saya ketika akan melihat pengumuman. Dari rasa takut, rasa harap, pesimis, optimis, bercampur jadi satu. Kemudian pelan-pelan saya mencoba membuka pengumuman, di pengumuman itu tertera nama saya dan tulisan yang menyatakan saya tidak diterima (lagi) pada perguruan tinggi negeri tersebut. Seeeeedih sekali rasanya. Ingin marah, sakit hati karena sudah berkali-kali saya mendaftar perguruan tinggi negeri tapi tidak satupun saya diterima. Saya menangis. Saat itu saya bilang ke orang tua saya bahwa saya tidak akan kuliah. Orang tua saya mengatakan bahwa itu sudah jalan saya, sudah takdir Tuhan untuk saya, jadi saya tidak boleh sedih berlarut-larut. Tidak baik. Kemudian saya juga berpikir, jalan ini sudah diberikan Tuhan untuk saya, mungkin ini jalan yang terbaik untuk saya, intinya saya harus berpikir positif atas apa yang sudah Tuhan berikan untuk saya. Akhirnya saya mencoba mendaftar ke universitas swasta yang menurut saya tidak kalah oleh universitas negeri. Saya mendaftar Universitas Gunadarma mengambil jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri. Alhamdulillah saya diterima di Universitas Gunadarma. Sekarang saya kuliah di universitas ini. Sebenarnya saya susah untuk jauh dari orang tua. Terkadang saya berpikir begitu menderitanya saya jauh dari orang tua. Tetapi ini sudah pilihan hidup saya. Mau tidak mau saya harus jalani. Saya belajar mandiri disini. Semua saya lakukan sendiri. Ingin sekali rasanya bisa dekat orang tua.
            Hal lain yang menyebabkan saya merasa menderita itu karena phobia saya pada cicak dan kodok. Saya merasa takut jika menemukan hewan tersebut secara sengaja ataupun tidak sengaja. Menurut saya itu mereka sangat menjijikan. Hingga saya tidak tahu harus bagaimana jika melihat hewan itu.
Saya juga phobia terhadap ketinggian. Ketika saya berada di ketinggian dan melihat ke bawah, yang saya rasakan itu sangat pusing. Hingga ingin sekali rasanya badan saya jatuh ke bawah. Saya sangat tidak suka terhadap ketinggian.
Selain itu saya juga tidak suka kegelapan. Saya merasa takut akan kegelapan. Ketika saya berada dalam kegelapan, muncul pikiran-pikiran yang menakutkan. Dan disitulah saya merasa menderita.
Pernah suatu waktu saya sedang berada dirumah sendiri, tak ada satupun orang dirumah dan itu malam hari. Saya sedang menonton tv dirumah. Tiba-tiba saja listrik rumah mati dan semua lampu mati. Saya benar-benar takut, tidak tau harus bagaimana. Ingin rasanya berteriak tapi tak bisa. Tetapi ya mau tidak mau saya berteriak kencang hingga tetangga-tetangga saya ke rumah saya dan bertanya kenapa saya berteriak-teriak. Saya hanya jawab, saya takut gelap, saya bingung harus bagaimana.
Itulah beberapa sebab penderitaan saya mulai dari kegelapan, ketinggian, phobia saya terhadap hewan cicak dan katak serta tidak diterima di ptn walupun sudah berkali-kali mencoba berbagai jalur. Tetapi penderitaan itu sebenarnya bisa diatasi. Yang mengatasi ya diri sendiri. Dan percaya saja, penderitaan hanyalah sebuah bagian dari kehidupan manusia.







DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Widyo, Muchji, Achmad. 1994. Seri Diktat Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Universitas Gunadarma

No comments:

Post a Comment