Sunday, 19 October 2014

Bab 4 - Manusia dan Harapan

MANUSIA DAN HARAPAN
A.    Pengertian Harapan
Setiap manusia mempunyai harapan dalam hidupnya. Manusia yang tidak memiliki harapan, berarti dia mati dalam kehidupannya. Harapan tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Seseorang yang mempunyai harapan terlalu besar tentu menjadi bahan tertawaan orang banyak.

Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung bagaimana usaha orang yang mempunyai harapan itu. Harapan harus berdasarkan kepercayaan. Kepercayaan pada diri sendiri maupun kepercayaan kepada Tuhan. Agar harapan terwujud, manusia perlu berusaha dan berdoa. Karena usaha dan doa adalah kunci terkabulnya harapan.
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi. Harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan. Untuk mewujudkan harapan harus disertai dengan usaha yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan, yaitu:
1.      Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud.
2.      Umumnya dengan harapan atau cita-cita, orang menginginkan sesuatu yang lebih baik atau meningkat.

B.     Apa Sebab Manusia Mempunyai Harapan?
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial. Ketika baru lahir manusia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yaitu di dalam keluarga ataupun anggota masyarakat. Ditengah-tengah manusia lain itulah seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain yaitu dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
            Dorongan Kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan. Kodrat juga terdapat pada hewan dan tumbuh-tumbuhan. Yang mirip dengan kodrat manusia adalah kodrat binatang. Perbedaan kedua makhluk itu ialah bahwa manusia memiliki budi dan kehendak. Budi ialah akal, dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih. Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan, dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat, atau hidup dengan manusia lain. Dengan kodrat ini maka manusia mempunyai harapan.
            Dorongan Kebutuhan Hidup
Sudah menjadi kodrat bahwa manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan hidup. Kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani misalnya makan, minum pakaian, rumah, dll. Untuk memenuhi kebutuhan itu manusia harus bekerja sama dengan manusia lain karena kemampuan manusia sangat terbatas.
Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakikatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu ialah:
a.       Kelangsungan hidup (survival)
b.      Keamanan (safety)
c.       Hak dan kewajiban dicintai dan mencintai (be loving and love)
d.      Diakui lingkungan (status)
e.       Perwujudan cita-cita (self actualization)
Kelangsungan hidup (survival)
            Untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sandang, pangan, dan papan. Kebutuhan ini berkembang seiring dengan perkembangan hidup manusia.
Keamanan
            Setiap orang membutuhkan keamanan. Rasa aman tidak harus diwujudkan dengan perlindungan yang nampak, secara bmoral pun orang lain dapat memberikan rasa aman.dalam hal ini agama sering merupakan cara memperoleh keamanan moril bagi pemiliknya.walaupun secara fisik dalam keadaan bahaya, keyakinan bahwa Tuhan memberikan perlindungan berarti sudah memberikan keamanan yang diharapkan.
Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
            Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh juga kesadaran akan hak dan kewajiban. Bila seseorang telah menginjak dewasa, sudah saatnya mempunyai harapan untuk mencintai dan dicintai.
Status
            Setiap manusia membutuhkan status. Status itu penting, karena dengan status orang akan mengerti siapa sebenarnya seseorang itu. Harga diri orang antara lain melekat pada status orang itu.
Perwujudan cita-cita
            Manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahlian atau profesinya. Pada saat itu manusia mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.
C.    Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan dalam agama adalah kepercayaan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak beragama menurut keyakinan. Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib  menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu. Dasarnya ialah kepercayaan masing-masing.
            Kebenaran
Kebenaran amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya.ia merupakan focus dari segala pikiran, sikap, dan perasaan.
Dalam tingkah laku, ucapan, dan perbuatan manusia selalu berhati-hati agar tidak menyimpang dari kebenaran, karena ketidak benaran dalam bertindak atau berucap dapat menjatuhkan atau mencemarkan namanya. Kebenaran merupakan kunci kebahagiaan manusia. Itulah sebabnya manusia selalu mempertahankan kebenaran.
Dr. Yuyun Suriasumantri dalam bukunya Filsafat Ilmu, ada tiga teori kebenaran, yaitu sebagai berikut:
1.      Teori Koherensi atau Konsistensi
Pernyataan yang dianggap benar apabila pernyataan itu bersifat konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
2.      Teori Korespondensi
Suatu pernyataan benar apabila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berhubungan dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
3.      Teori Pragmatis
Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan criteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.

D.    Berbagai Kepercayaan dan Usaha Meningkatkannya
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas:
1.      Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan pada pribadi masing-masing. Percaya pada diri sendiri hakikatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa.
2.      Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada orang lain itu percaya pada kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya.
3.      Percaya kepada pemerintah
Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir. Poedjawiyatna, Negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung mememrintah dan memimpin bangsa manusia, atau setidaknya Tuhan yang mempunyai kedaulatan sejati. Karena semua adalah ciptaan Tuhan.
Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat. Baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis Negara atau pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran.
4.      Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa itu sangatlah penting., karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya melainkan diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan sangat penting karena merupakan tali kuat yang menghubungkan manusia dengan Tuhannya. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan konsekwensi tiap-tiap umat beragama dalam pemujaan terhadap zat tersebut.
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu tergantung pada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha itu antara lain:
a.       Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
b.      Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.
c.       Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dan sebagainya.
d.      Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
e.       Menekan perasaan negative seperti iri, dengki, fitnah, dan lain-lain.










Pengalaman Pribadi
            Semua manusia di dunia ini mempunyai mimpi-mimpi dan harapan. Terkadang banyak harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Seperti saya. Saya mempunyai banyak mimpi dan harapan. Tetapi tidak semua harapan saya menjadi kenyataan. Saya pernah berharap melanjutkan pendidikan saya di perguruan tinggi negeri. Saya berusaha, berusaha agar harapan saya menjadi kenyataan, berusaha agar dapat melanjutkan pendidikan saya di perguruan tinggi negeri. Walaupun pada kenyataannya saya sama sekali tidak dapat perguruan tinggi negeri. Tetapi mungkin ini sudah menjadi jalan saya. Jika semua yang saya impikan dan harapkan semua menjadi kenyataan mungkin saya tidak akan mengerti apa artinya berusaha, apa artinya berdoa. Dalam hidup, kita memang diharuskan mempunyai mimpi-mimpi yang besar. Karena semua berawal dari mimpi. Biasanya, harapan membuat saya menjadi bersemangat, rajin, dan sebagainya. Harapan terbesar saya saat ini ialah lulus kuliah tepat pada waktunya dengan nilai yang sangat memuaskan. Dan tentunya, untuk mewujudkan harapan saya itu, saya harus berusaha, berdoa, karena tercapai atau tidaknya sebuah harapan bergantung dari bagaimana usaha kita dan doa kita.
Waktu saya kecil saya memiliki harapan untuk menjadi seorang dokter. Saat itu rata-rata harapan seorang anak kecil yang sekitar berusia 5-6 tahun ialah ingin menjadi dokter, entah itu dokter kandungan, dokter umum, dokter bedah, dan lain-lain. Untuk mencapai harapan itu tidaklah semudah membalik telapak tangan. Untuk mencapai harapan itu harus melalui berbagai tingkatan dan kesulitan. Mulai dari sd ke smp lalu ke sma dan ke perguruan tinggi negeri jurusan kedokteran. Memang lah itu jalan yang berat. Tapi itu hanyalah sebuah harapan anak tk yang melihat pekerjaan dokter begitu mudahnya.
Setelah memasuki masa sd harapan menjadi dokter pun pudar menjadi seorang guru. Itu harapan yang terjadi saat melihat cara guru mengajar yang menyenangkan. Untuk menjadi guru itu juga harus masuk perguruan tinggi yang lebih mengutamakan pelajaran eksakta sekolah-sekolah yang sesuai dengan cara belajar setiap tingkatan-tingkatan yang ada di sistem pendidikan di Indonesia. Tapi tetap lah itu hanya sebuah harapan seorang anak sd.
Setelah memasuki masa smp saya memiliki harapan untuk masuk salah satu sma terbaik di daerah dekat rumah saya. Untuk dapat masuk sma tersebut haruslah memiliki nilai yang bisa dikatakan teratas diantara satu angkatan saya. Tetapi lama kelamaan harapan untuk masuk sma itu pun hilang. Akhirnya masuk sma favorit di daerah saya.
Setelah masuk sma harapan saya pun berubah lagi menjadi ingin masuk kuliah di PTN. Tapi tetaplah itu hanyalah sebuah harapan yang tidak tercapai, akhirnya saya masuk PTS. Yaitu Universitas Gunadarma, memang itu PTS tapi PTS terbaik di Indonesia.
Itu lah harapan-harapan saya dari kecil yang saya ingat saja, tapi mungkin masih banyak harapan saya yang tidak saya ingat.

No comments:

Post a Comment