Tuesday, 30 January 2018

Peranan Profesi Insinyur dan Contoh Kasus Yang Memerlukan Peranan Insinyur

Insinyur 
Orang yang berprofesi dalam bidang keteknikan, dengan kata lain insinyur adalah orang-orang yang menggunakan pengetahuan ilmiah untuk menyelesaikan masalah praktis menggunakan teknologi.
Di Indonesia, dahulu istilah ini digunakan sebagai gelar akademik seorang sarjana di bidang keteknikan yang lulus dari perguruan tinggi (tidak tertutup digunakan oleh lulusan perguruan tinggi pada bidang pertanian, kehutanan, perikanan, bahkan kadang digunakan oleh bidang sains terapan, dll). Namun setelah muncul gelar akademik Sarjana Teknik (S.T.), gelar Insinyur (Ir.) tidak lagi digunakan oleh perguruan tinggi sebagai gelar akademik melainkan sebagai gelar profesi. Gelar Insinyur (Ir.) dinaikkan statusnya menjadi gelar profesi sebagaimana gelar profeksi dokter (dr.), dokter gigi (drg.), bidan (Bd.) ners (Ns.), apoteker (Apt.), dan akuntan (Akt.). Dengan kata lain, saat ini tidak semua lulusan perguruan tinggi yang bergelar ST langsung berhak disebut sebagai Insinyur.

INSYINYUR DIMASYARAKAT
Seorang insinyur dapat bekerja dalam hal desain dan pengembangan, pengujian, proses produksi, atau perawatan. Insinyur yang bekerja di pabrik, memiliki peran mengawasi proses produksi, menentukan penyebab kerusakan alat, dan menguji produk untuk menjaga kualitas. Selain itu, seorang insinyur juga memperkirakan waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek. Dalam bidang penjualan, seseorang dengan latar belakang insinyur bertugas membantu perencanaan, instalasi, dan penggunaan produk.
Dalam pekerjaannya, insinyur menggunakan komputer secara ekstensif. Komputer digunakan untuk merancang dan menganalisa desain, simulasi dan pengujian kerja mesin, struktur, atau sistem. Insinyur juga menggunakan komputer untuk memantau kualitas produk dan menjaga efisiensi proses.

CONTOH KASUS 
Perencanaan transportasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perencanaan kota dan wilayah. Rencana kota tanpa mempertimbangkan keadaan dan pola transportasi yang akan terjadi sebagai akibat dari rencana itu sendiri, akan menghasilkan kesemrawutan lalu lintas di kemudian hari. Akibat lebih lanjut adalah meningkatnya jumlah kecelakaan, pelanggaran, dan menurunnya sopan-santun berlalu-lintas, serta meningkatnya pencemaran udara. Transportasi didalam Lingkungan Perkotaan. Sektor transportasi merupakan salah satu sektor yang sangat berperan dalam pembangunan ekonomi yang menyeluruh. Perkembangan sektor transportasi akan secara langsung mencerminkan pertumbuhan pembangunan ekonomi yang berjalan. Namun demikian sektor ini dikenal pula sebagai salah satu sektor yang dapat memberikan dampak terhadap lingkungan dalam cakupan spasial dan temporal yang besar. Transportasi sebagai salah satu sektor kegiatan perkotaan, merupakan kegiatan yang potensial mengubah kualitas udara perkotaan. Perkembangan perkotaan berjalan secara dinamik, mengikuti perkembangan sosial-ekonomi perkotaan itu sendiri. Dengan semakin berkembangnya perkotaan dalam hal wilayah spasial (ruang) dan aktivitas ekonominya, akan semakin besar pula beban pencemaran udara yang dikeluarkan ke atmosfer perkotaan. Dampak ini akan semakin terasa di daerah-daerah pusat kegiatan kota. Transportasi yang berwawasan lingkungan perlu memikirkan implikasi/dampak terhadap lingkungan yang mungkin timbul, terutama pencemaran udara dan kebisingan. Ada tiga aspek utama yang menentukan intensitas dampak terhadap lingkungan, khususnya pencemaran udara dan kebisingan, dan penggunaan energi di daerah perkotaan (Moestikahadi 2000), yaitu:
  1. Aspek perencanaan transportasi (barang dan manusia).
  2. Aspek rekayasa transportasi, meliputi pola aliran moda transportasi, sarana jalan, sistem lalu lintas, dan faktor transportasi lainnya.
  3. Aspek teknik mesin dan sumber energi (bahan bakar) alat transportasi.
    Sistem transportasi di perkotaan adalah faktor utama yang menentukan pola ruang (spatial pattern), derajat kesemrawutan, dan tingkat pertumbuhan ekonomi dari suatu daerah perkotaan. Ada tiga jenis utama transportasi yang digunakan orang di perkotaan (Miller 1985):
a)         Angkutan pribadi (individual transit), seperti mobil pribadi, sepeda motor, sepeda, atau berjalan kaki.
b)        Angkutan masal (mass transit), seperti kereta api, bis, opelet, dan sebagainya.
c)         Angkutan sewaan (para transit), seperti mobil sewaan, taksi yang menjalani rute tetap atau yang disewa untuk sekali jalan, dan sebagainya.
Setiap jenis angkutan mempunyai keuntungan dan kerugian tersendiri. Sistem transportasi perkotaan yang berhasil, memerlukan gabungan dari cara angkutan pribadi, massal, dan sewaan, yang dirancang memenuhi kebutuhan daerah perkotaan tertentu. Pola Perjalanan di Daerah Perkotaan Kebanyakan orang memerlukan perjalanan untuk mencapai tempat-tempat tujuan bekerja, bersekolah atau ke tempat-tempat pendidikan yang lain, berbelanja, ke tempat-tempat pelayanan, mengambil bagian dalam berbagai kegiatan sosial dan bersantai di luar rumah, serta banyak tujuan yang lain. Hal yang utama dalam masalah perjalanan adalah adanya hubungan antara tempat asal dan tujuan, yang memperlihatkan adanya lintasan, alat angkut (kendaraan) dan kecepatan. Pola perjalanan di daerah perkotaan dipengaruhi oleh tata letak pusat-pusat kegiatan di perkotaan (permukiman, perbelanjaan, perkantoran, sekolah, rumah sakit, dan lain-lain).
Kebijakan Transportasi Pola jaringan jalan dapat mempengaruhi perkembangan tata guna lahan. Jaringan jalan yang direncanakan secara tepat akan merupakan pengatur lalu lintas yang baik. Jadi ada kaitan antara perencanaan kota dengan perencanaan transportasi. Perencanaan kota mempersiapkan kota untuk menghadapi perkembangan dan mencegah timbulnya berbagai persoalan agar kota menjadi suatu tempat kehidupan yang layak. Sedangkan perencanaan transportasi mempunyai sasaran mengembangkan sistem transportasi yang memungkinkan orang atau barang bergerak dengan aman, murah, cepat, dan nyaman, dan mencegah terjadinya kemacetan lalu lintas di jalan-jalan dalam kota. Penyusunan kebijakan transportasi dilakukan oleh Departemen Perhubungan, setelah berkoordinasi dengan beberapa departemen lain yang terkait, misal: Departemen Dalam Negeri, Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Pertahanan, dan Departemen Keuangan. Selanjutnya pelaksanaan dari kebijakan transportasi tersebut dilakukan secara terpadu oleh unsur-unsur pelaksana di daerah, seperti Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Dinas Bina Marga, Polisi Lalu Lintas, dan instansi lain yang terkait, serta pihak swasta (perusahaan perangkutan).

Pembahasan : berdasarkan studi kasus diatas mengenai perencanaan transportasi dalam tata ruang kota dan wilayah diperlukan peranan seorang insinyur dalam bidang teknik sipil, hal tersebut berkaitan dengan tata letak kota serta dampak yang dapat ditimbulkan dari pembangunan transportasi itu sendiri. Peranan insinyur teknik sipil sendiri dari studi kasus diatas yaitu dapat berperan sebagai konsultan atau sebagai pihak yang merencanakan bagaimana transportasi tersebut akan dibangun, dimulai dari mana serta berakhir dimana transportasi tersebut, bahan utama apa yang akan digunakan dalam pembangunan transportasi tersbut serta berbagai perencanaan lainnya yang diperlukan.
            Mengapa harus seorang insinyur? Hal tersebut sudah tercantum dalam UU No. 11 Tahun 2014 tentang keinsinyuran. Dalam UU tersebut sudah dijelaskan mengenai berbagai aspek yang berhubungan dengan insyiur antara lain ketentuan umum mengenai keinsinyuran itu sendiri, asas, tujuan dan lingkup, cakupan keinsinyuran, standar keinsinyuran serta berbagai aspek lainnya.

Sumber :
http://trtb.pemkomedan.go.id/artikel-808-peranan-transportasi-dalam-tata-ruang-kota-dan-wilayah.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Insinyur

Pelanggaran Hak Cipta, Hak Paten dan Hak Merek

HAK CIPTA

Hak ekslusif bagi pencipta atau penerima hak cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan undang-undang hak cipta yang berlaku.


HAK PATEN
Hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya.

Pengertian/Definisi Inventor adalah seorang yang secara sendiri atau beberapa orang yang secara bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan Invensi.

Pengertian/Definisi Invensi adalah ide Inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.

HAK MEREK
Tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. (Menurut UU No.15 Tahun 2001)
Merek dapat dibedakan dalam beberapa macam, antara lain:

Sunday, 5 November 2017

Contoh Penerapan Standar Teknik dan Manajemen (Studi Kasus PT Waskita Karya pada Proyek Pembangunan Gedung BLOK E RSUD Kabupaten Bandung)


PT Waskita Karya merupakan badan usaha yang bergerak dibidang konstruksi yang telah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008 pada bulan November 2009. Sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 tersebut telah diterapkan dalam proyek-proyek jasa konstruksi yang dinaungi oleh PT Waskita Karya, salah satunya dalam pembangunan Gedung BLOK E RSUD Kabupaten Bandung yang dimulai pada tangga 8 Juli 2014 selama 360 hari dan masa pemeliharaan selama 180 hari. Pemilik proyek tersebut adalah Dinas Cipta Karya Kabupaten Bandung dengan konsultan perencana PT Pandu Persada dan konsultan pengawas PT Grahasindo Cipta Pratama.
            ISO 9001:2008 merupakan standar sistem manajemen mutu yang menekankan kepada kualitas. Standar ini telah diakui di Tingkat Internasional dan dapat dijadikan sebagai cara untuk menghadapi persaingan didunia perindustrian.  Penilaian implementasi ISO 9001:2008 yang ditinjau meliputi elemen 4 sampai dengan elemen 8 yang terdiri dari sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, realisasi produk, dan pengukuran, analisis dan peningkatan. Berikut ini adalah hasil implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008  pada proyek pembangunan Gedung BLOK E RSUD Kabupaten Bandung.
  • Hasil untuk elemen 4 yaitu sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di lapangan adalah sebesar 84,32%, dimana implementasi ISO 9001:2008 tergolong sangat baik menurut kriteria yang telah ditentukan. Berikut ini adalah implementasinya.
  1. Memastikan sistem manajemen mutu yang dianut kontraktor konsisten dengan penerapan sistem manajemen mutu secara umum yang berpengaruh dalam pelaksanaan proyek dengan menggunakan dokumen pendukung. Dokumen pendukung tersebut terdiri dari instruksi kerja, gambar dan spesifikasi.
  2. Pengendalian data dan dokumen yang masuk ke proyek diterima oleh administrasi proyek, lalu diberikan stempel sesuai syarat ISO 9001:2008 kemudian baru diberikan kepada site manager. 
  3. Semua site team diwajibkan untuk membuat draft surat apabila memberikan dokumen kepihak luar dan harus diperiksa dan disetujui oleh site manager, lalu administrasi proyek memberikan nomor surat dan mencatat kedalam form dokumen keluar sebelum dikirim bersama surat pengantar dokumen. 
  • Kriteria elemen 5 yaitu tanggung jawab manajemen, didapatkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 sebesar 92,22% dan tergolong sangat baik. Berikut ini adalah implementasinya:
  1. Terdapat visi, misi, kebijakan mutu dan sasaran mutu kontraktor yang berpengaruh kepada pelaksanaan proyek. 
  2. Rapat manajemen yang dilaksanakan satu minggu sekali dan kunjungan manajemen puncak ke proyek gedung yang dilakukan setiap dua minggu sekali menunjukkan komitmen manajemen terhadap persyaratan mutu dari owner.
  3. Proyek fokus kepada pelanggan ditunjukkan dengan adanya kuesioner kepuasan owner dan rapat bersama dengan pihak owner. 
  4. Pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai dengan struktur organisasi proyek pada pelaksanaan proyek.
  • Kriteria elemen 6 yaitu manajemen sumber daya, didapatkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 sebesar 80,36% dan tergolong sangat baik. Berikut ini adalah implementasinya:
  1. Peningkatan sumber daya manusia dilakukan dengan seleksi penerimaan karyawan yang ketat dan mengadakan pelatihan secara periodik. 
  2. Adanya evaluasi kinerja staff yang dilakukan oleh site manager dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan proyek. 
  3. Karyawan yang mendapatkan tugas diproyek merupakan karyawan yang sudah mendapatkan pelatihan mengenai sistem manajemen mutu dan persyaratan elemen ISO 9001:2008. 
  4. Penyediaan alat K3 untuk mencegah kecelakaan kerja, dan pendataan pekerjaan yang memiliki resiko terjadinya kecelakaan kerja dan inspeksi K3 untuk memantau pekerjaan yang beresiko.

  • Kriteria elemen 7 yaitu realisasi Produk, didapatkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 sebesar 88,36% dan tergolong sangat baik. Berikut ini adalah implementasinya:

  1. Isi rencana mutu proyek dalam proses pembangunan Gedung disesuaikan dengan besar kecilnya proyek. Rencana mutu proyek sendiri merupakan dokumen yang menguraikan implementasi dari sistem manajemen mutu dalam mengelola suatu proyek konstruksi agar produk yang dihasilkan sesuai dengan yang disyaratkan. 
  2. Jadwal mingguan, jadwal material, jadwal kebutuhan tenaga kerja, atau jadwal peralatan dibuat berdasarkan time schedule yang ada pada proyek. 
  3. Proses pengadaan barang dan jasa dimulai dari proses pembuatan surat permohonan pembelian barang dan jasa kemudian diserahkan kepada bagian logistik untuk diseleksi dan bernegosiasi dengan beberapa supplier, setelah itu membuat form purchasing order yang telah lolos seleksi yang untuk digunakan memesan material. 
  4. Penentuan subkontaktor yang bekerja diproyek ditentukan melalui proses seleksi dan negosiasi oleh site manager dan jika sudah terjadi kesepakatan baru dibuat kontrak kerja. 
  5. Alat alat kerja yang digunakan pada pelaksanaan proyek telah sesuai dengan standarisasi dan daftar kebutuhan alat kerja dibuat sesuai dengan kebutuhan proyek yang sedang berlangsung. 
  6. Pengendalian biaya proyek dimulai dengan membuat perkiraan rencana aliran kas proyek dan rencana anggara pelaksanaan. 
  7. Pembayaran upah kerja diproyek dilakukan dengan cara membuat realisasi pembayaran dari setiap subkontaktor lalu dibuatkan rekapitulasi pembayaran sesuai dengan draf yang dibuat. 
  8. Pengendalian gambar di proyek dan revisi gambar sudah diterapkan secara maksimal.
  • Kriteria elemen 8 yaitu pengukuran, analisis dan peningkatan, didapatkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 sebesar 85,23% dan tergolong sangat baik. Implementasinya adalah Evaluasi supplier dan subkontraktor di proyek dilakukan untuk menjamin agar produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan yang telah disyarakan. Jika terjadi penyimpangan terhadap produk, maka akan dilakukan perbaikan produk untuk mencegah penyimpangan yang sama, selanjutnya dilakukan tindakan koreksu dan metode yang tepat untuk tindakan perbaikan.

            Melalui persentase kriteria elemen 4 sampai dengan 8, implementasi  ISO 9001:2008 berjalan baik sekali dengan persentase 86,52%. Adapun faktor yang menyebabkan implementasi ISO 9001:2008 tidak mencapai 100%  disebabkan oleh kurangnya kedisiplinan tenaga kerja dalam melaksanakan tugas beserta tanggung jawab, kurangnya form prosedur kerja sehingga instruksi kerja disampaikan secara verbal tanpa ada form instruksi dan uraian proses yang diberikan site manager kepada supervisor dalam perbaikan kegiatan elemen 8 yang belum didokumentasikan.

Dalam kasus tersebut dapat diketahui bahwa standar teknik dan manajemen yang digunakan PT Waskita Karya adalah ISO 9001:2008.
 

Peranan BSN, KAN, dan KSNSU:
Badan Standardisasi Nasional (BSN) bertanggung jawab untuk membina, mengembangkan serta mengkoordinasikan kegiatan di bidang standardisasi secara nasional.
Komite Akreditasi Nasional (KAN)
Pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Standardisasi Nasional di bidang akreditasi dilakukan oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Tugas KAN adalah menetapkan akreditasi dan memberikan pertimbangan serta saran kepada BSN dalam menetapkan sistem akreditasi dan sertifikasi.
Komite Standar Nasional untuk Satuan Ukuran (KSNSU)
Pelaksanaan tugas dan fungsi BSN di bidang Standar Nasional untuk Satuan Ukuran dilakukan oleh Komite Standar Nasional untuk Satuan Ukuran (KSNSU). Tugas KSNSU adalah memberikan pertimbangan dan saran kepada BSN mengenai standar nasional untuk satuan ukuran.

Sumber:
http://nabilanaradjalazuardi.blogspot.co.id/2017/06/penerapan-standar-teknik-dan-manajemen.html
http://www.bsn.go.id/main/bsn/isi_bsn/43

ETIKA PROFESI



Pengertian Etika
Etika (Etimologi) , etika itu berasal dari bahasa Yunani yakni  “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau juga adat kebiasaan (custom). Etika tersebut biasanya berkaitan erat dengan adanya  perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yakni “Mos” serta  dalam bentuk jamaknya ialah “Mores”, yang berarti  adat kebiasaan atau juga cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), serta menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika serta moral  kurang lebih sama pengertiannya, namun tetapi didalam kegiatan sehari-hari terdapat suatu perbedaan, yakni  moral atau moralitas untuk suatu penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk dapat pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.

Pengertian Profesi
Profesi adalah suatu jabatan atau juga pekerjaan yang menuntut keahlian atau suatu keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan dari “profesi” selalu dapat dikaitkan dengan pekerjaan atau juga jabatan yang dipegang oleh seseorang, namun  akan tetapi tidak semua pekerjaan atau suatu jabatan dapat disebut dengan profesi disebabkan karena  profesi menuntut keahlian dari para pemangkunya.

Saturday, 13 May 2017

PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MIE INSTANT

LATAR BELAKANG 
Berbagai aktivitas di lakukan oleh manusia untuk memenuhi kesejahteraan hidupnya dengan memproduksi makanan minuman dan barang lain dari sumber daya alam. Selain menghasilkan barang barang yang akan di komsumsi, aktivitas tersebut juga menghasilkan bahan buangan yang sudah tidak di butuhkan oleh manusia. Bahan buangan semakin hari semakin bertambah banyak.
Menurut definisi (WHO), sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Dalam bab ini, hanya akan dibahas sampah padat atau benda yang tidak dipakai, tidak diinginkan, dan dibuang, yang berasal dari suatu aktivitas dan bersifat padat. 

Monday, 13 March 2017

ASAS-ASAS LINGKUNGAN


 
Asas ialah penyamarataan kesimpulan secara umum, yang kemudian digunakan sebagai dasar untuk menguraikan fenomena (gejala) dan situasi yang lebih spesifik. Beberapa asas sebenarnya telah dikemukakan, namun demikian tidak ada buruknya jika dikemukakan lagi bersama-sama dengan asas-asas lain yang belum diketahui maksudnya agar diketahui gambaran secara sistematis dan menyeluruh. Ilmu Lingkungan merupakan salah satu ilmu yang mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari jasad hidup (termasuk manusia) dengan lingkungannya, antara lain dari aspek sosial, ekonomi, kesehatan, pertanian, sehingga ilmu ini dapat dikatakan sebagai suatu poros, tempat berbagai asas dan konsep berbagai ilmu yang saling terkait satu sama lain untuk mengatasi masalah hubungan antara jasad hidup dengan lingkungannya. Berikut merupakan 14 asas-asas lingkungan beserta contoh dalam kehidupan sehari-hari.

Asas 1
“Semua energi yang memasuki jasad hidup, populasi atau ekosistem dianggap sebagai energi yang tersimpan atau yang terlepaskan. Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan.”
Ada kesamaan antara asas pertama ilmu lingkungan dengan hukum kekekalan energi. Bahan-bahan organik yang terkandung dalam tubuh jasad-jasad dan makhluk hidup mengalami proses yang mengubahnya menjadi energi untuk tumbuh, berkembang biak, menjalankan proses metabolisme dan energi yang terbuang yang berarti tidak dapat dimanfaatkan kembali oleh makhluk hidup, tetapi tidak hilang dari alam.
Contoh: Sinar matahari menjadi sumber energi dalam proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan dan energi pada tumbuhan.

Tuesday, 14 June 2016

Optimalisasi Sistem Pengelolaan Lingkungan Hidup Terpadu Oleh Industri Tekstil

Pengelolaan lingkungan hidup dalam perspektif historis, diawali dengan kesadaran akan masalah lingkungan hidup pada tahun 1960. strategi pengelolaan lingkungan hidup yang diterapkan didasarkan pada pendekatan daya dukung (carrying capacity approach). pendekatan yang berbasiskan kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya ini ternyata sulit untuk diterapkan, karena terbukti terus menurunnya kondisi lingkungan hidup.
Berdasarkan konsep dasar, minimalisasi limbah cair industri tekstil adalah dimaksudkan untuk mendapatkan jumlah atau volume limbah dengan konsentrasi dan beban pencemaran yang minimal, upaya pencegahan pencemaran lingkungan hidup melalui pendekatan peminimalan limbah, yakni dengan cara pengurangan limbah (recycling) pada hakikatnya adalah manifestasi komitmen yang berwujud nyata mencegah gangguan pencemaran lingkungan hidup dalam skala yang lebih besar dan mengancam kehidupan masyarakat.