Sunday, 5 November 2017

Contoh Penerapan Standar Teknik dan Manajemen (Studi Kasus PT Waskita Karya pada Proyek Pembangunan Gedung BLOK E RSUD Kabupaten Bandung)


PT Waskita Karya merupakan badan usaha yang bergerak dibidang konstruksi yang telah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008 pada bulan November 2009. Sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 tersebut telah diterapkan dalam proyek-proyek jasa konstruksi yang dinaungi oleh PT Waskita Karya, salah satunya dalam pembangunan Gedung BLOK E RSUD Kabupaten Bandung yang dimulai pada tangga 8 Juli 2014 selama 360 hari dan masa pemeliharaan selama 180 hari. Pemilik proyek tersebut adalah Dinas Cipta Karya Kabupaten Bandung dengan konsultan perencana PT Pandu Persada dan konsultan pengawas PT Grahasindo Cipta Pratama.
            ISO 9001:2008 merupakan standar sistem manajemen mutu yang menekankan kepada kualitas. Standar ini telah diakui di Tingkat Internasional dan dapat dijadikan sebagai cara untuk menghadapi persaingan didunia perindustrian.  Penilaian implementasi ISO 9001:2008 yang ditinjau meliputi elemen 4 sampai dengan elemen 8 yang terdiri dari sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, realisasi produk, dan pengukuran, analisis dan peningkatan. Berikut ini adalah hasil implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008  pada proyek pembangunan Gedung BLOK E RSUD Kabupaten Bandung.
  • Hasil untuk elemen 4 yaitu sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di lapangan adalah sebesar 84,32%, dimana implementasi ISO 9001:2008 tergolong sangat baik menurut kriteria yang telah ditentukan. Berikut ini adalah implementasinya.
  1. Memastikan sistem manajemen mutu yang dianut kontraktor konsisten dengan penerapan sistem manajemen mutu secara umum yang berpengaruh dalam pelaksanaan proyek dengan menggunakan dokumen pendukung. Dokumen pendukung tersebut terdiri dari instruksi kerja, gambar dan spesifikasi.
  2. Pengendalian data dan dokumen yang masuk ke proyek diterima oleh administrasi proyek, lalu diberikan stempel sesuai syarat ISO 9001:2008 kemudian baru diberikan kepada site manager. 
  3. Semua site team diwajibkan untuk membuat draft surat apabila memberikan dokumen kepihak luar dan harus diperiksa dan disetujui oleh site manager, lalu administrasi proyek memberikan nomor surat dan mencatat kedalam form dokumen keluar sebelum dikirim bersama surat pengantar dokumen. 
  • Kriteria elemen 5 yaitu tanggung jawab manajemen, didapatkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 sebesar 92,22% dan tergolong sangat baik. Berikut ini adalah implementasinya:
  1. Terdapat visi, misi, kebijakan mutu dan sasaran mutu kontraktor yang berpengaruh kepada pelaksanaan proyek. 
  2. Rapat manajemen yang dilaksanakan satu minggu sekali dan kunjungan manajemen puncak ke proyek gedung yang dilakukan setiap dua minggu sekali menunjukkan komitmen manajemen terhadap persyaratan mutu dari owner.
  3. Proyek fokus kepada pelanggan ditunjukkan dengan adanya kuesioner kepuasan owner dan rapat bersama dengan pihak owner. 
  4. Pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai dengan struktur organisasi proyek pada pelaksanaan proyek.
  • Kriteria elemen 6 yaitu manajemen sumber daya, didapatkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 sebesar 80,36% dan tergolong sangat baik. Berikut ini adalah implementasinya:
  1. Peningkatan sumber daya manusia dilakukan dengan seleksi penerimaan karyawan yang ketat dan mengadakan pelatihan secara periodik. 
  2. Adanya evaluasi kinerja staff yang dilakukan oleh site manager dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan proyek. 
  3. Karyawan yang mendapatkan tugas diproyek merupakan karyawan yang sudah mendapatkan pelatihan mengenai sistem manajemen mutu dan persyaratan elemen ISO 9001:2008. 
  4. Penyediaan alat K3 untuk mencegah kecelakaan kerja, dan pendataan pekerjaan yang memiliki resiko terjadinya kecelakaan kerja dan inspeksi K3 untuk memantau pekerjaan yang beresiko.

  • Kriteria elemen 7 yaitu realisasi Produk, didapatkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 sebesar 88,36% dan tergolong sangat baik. Berikut ini adalah implementasinya:

  1. Isi rencana mutu proyek dalam proses pembangunan Gedung disesuaikan dengan besar kecilnya proyek. Rencana mutu proyek sendiri merupakan dokumen yang menguraikan implementasi dari sistem manajemen mutu dalam mengelola suatu proyek konstruksi agar produk yang dihasilkan sesuai dengan yang disyaratkan. 
  2. Jadwal mingguan, jadwal material, jadwal kebutuhan tenaga kerja, atau jadwal peralatan dibuat berdasarkan time schedule yang ada pada proyek. 
  3. Proses pengadaan barang dan jasa dimulai dari proses pembuatan surat permohonan pembelian barang dan jasa kemudian diserahkan kepada bagian logistik untuk diseleksi dan bernegosiasi dengan beberapa supplier, setelah itu membuat form purchasing order yang telah lolos seleksi yang untuk digunakan memesan material. 
  4. Penentuan subkontaktor yang bekerja diproyek ditentukan melalui proses seleksi dan negosiasi oleh site manager dan jika sudah terjadi kesepakatan baru dibuat kontrak kerja. 
  5. Alat alat kerja yang digunakan pada pelaksanaan proyek telah sesuai dengan standarisasi dan daftar kebutuhan alat kerja dibuat sesuai dengan kebutuhan proyek yang sedang berlangsung. 
  6. Pengendalian biaya proyek dimulai dengan membuat perkiraan rencana aliran kas proyek dan rencana anggara pelaksanaan. 
  7. Pembayaran upah kerja diproyek dilakukan dengan cara membuat realisasi pembayaran dari setiap subkontaktor lalu dibuatkan rekapitulasi pembayaran sesuai dengan draf yang dibuat. 
  8. Pengendalian gambar di proyek dan revisi gambar sudah diterapkan secara maksimal.
  • Kriteria elemen 8 yaitu pengukuran, analisis dan peningkatan, didapatkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 sebesar 85,23% dan tergolong sangat baik. Implementasinya adalah Evaluasi supplier dan subkontraktor di proyek dilakukan untuk menjamin agar produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan yang telah disyarakan. Jika terjadi penyimpangan terhadap produk, maka akan dilakukan perbaikan produk untuk mencegah penyimpangan yang sama, selanjutnya dilakukan tindakan koreksu dan metode yang tepat untuk tindakan perbaikan.

            Melalui persentase kriteria elemen 4 sampai dengan 8, implementasi  ISO 9001:2008 berjalan baik sekali dengan persentase 86,52%. Adapun faktor yang menyebabkan implementasi ISO 9001:2008 tidak mencapai 100%  disebabkan oleh kurangnya kedisiplinan tenaga kerja dalam melaksanakan tugas beserta tanggung jawab, kurangnya form prosedur kerja sehingga instruksi kerja disampaikan secara verbal tanpa ada form instruksi dan uraian proses yang diberikan site manager kepada supervisor dalam perbaikan kegiatan elemen 8 yang belum didokumentasikan.

Dalam kasus tersebut dapat diketahui bahwa standar teknik dan manajemen yang digunakan PT Waskita Karya adalah ISO 9001:2008.
 

Peranan BSN, KAN, dan KSNSU:
Badan Standardisasi Nasional (BSN) bertanggung jawab untuk membina, mengembangkan serta mengkoordinasikan kegiatan di bidang standardisasi secara nasional.
Komite Akreditasi Nasional (KAN)
Pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Standardisasi Nasional di bidang akreditasi dilakukan oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Tugas KAN adalah menetapkan akreditasi dan memberikan pertimbangan serta saran kepada BSN dalam menetapkan sistem akreditasi dan sertifikasi.
Komite Standar Nasional untuk Satuan Ukuran (KSNSU)
Pelaksanaan tugas dan fungsi BSN di bidang Standar Nasional untuk Satuan Ukuran dilakukan oleh Komite Standar Nasional untuk Satuan Ukuran (KSNSU). Tugas KSNSU adalah memberikan pertimbangan dan saran kepada BSN mengenai standar nasional untuk satuan ukuran.

Sumber:
http://nabilanaradjalazuardi.blogspot.co.id/2017/06/penerapan-standar-teknik-dan-manajemen.html
http://www.bsn.go.id/main/bsn/isi_bsn/43

ETIKA PROFESI



Pengertian Etika
Etika (Etimologi) , etika itu berasal dari bahasa Yunani yakni  “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau juga adat kebiasaan (custom). Etika tersebut biasanya berkaitan erat dengan adanya  perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yakni “Mos” serta  dalam bentuk jamaknya ialah “Mores”, yang berarti  adat kebiasaan atau juga cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), serta menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika serta moral  kurang lebih sama pengertiannya, namun tetapi didalam kegiatan sehari-hari terdapat suatu perbedaan, yakni  moral atau moralitas untuk suatu penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk dapat pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.

Pengertian Profesi
Profesi adalah suatu jabatan atau juga pekerjaan yang menuntut keahlian atau suatu keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan dari “profesi” selalu dapat dikaitkan dengan pekerjaan atau juga jabatan yang dipegang oleh seseorang, namun  akan tetapi tidak semua pekerjaan atau suatu jabatan dapat disebut dengan profesi disebabkan karena  profesi menuntut keahlian dari para pemangkunya.